Perempuan Tangguh di Hulu Migas: Dari Kapal Produksi hingga Meja Strategi

Difa Kamila Anjani Production Well Operator di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java - sumber foto Migas
Difa Kamila Anjani Production Well Operator di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java - sumber foto Migas

Hi GWID! Di balik gemuruh rig pengeboran dan tekanan tinggi sumur migas, ada ketangguhan para perempuan Indonesia yang ikut menggerakkan roda energi nasional. Mereka bukan hanya ada di balik layar, tapi memegang peran penting—dari operator lapangan hingga manajer strategis. Kini, di industri yang dulu didominasi laki-laki, hadir para Kartini masa kini yang membuktikan bahwa energi perempuan adalah kekuatan besar yang tak bisa dianggap sebelah mata.

Salah satu sosok inspiratif adalah Eva Fadlila, Country Manager Pertamina Malaysia Exploration and Production (PMEP). Kariernya di dunia hulu migas dimulai sejak awal 2000-an, dan selama dua dekade, ia telah melihat bagaimana budaya kerja di industri ini mengalami transformasi besar.

“Dulu, posisi strategis di sektor migas kebanyakan diduduki pria. Tapi sekarang, perempuan semakin mendapat tempat. Ini karena perusahaan juga makin sadar pentingnya kesetaraan gender,” ungkap Eva. Baginya, dunia energi masa depan harus dibentuk oleh kolaborasi laki-laki dan perempuan secara setara.

Bicara soal energi, kita juga tidak bisa melewatkan Difa Kamila Anjani, Production Well Operator di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Perempuan Gen Z ini membuktikan bahwa usia muda dan jenis kelamin bukanlah penghalang untuk tampil di garda depan industri energi. Bahkan, Difa adalah satu-satunya operator perempuan di lapangan kerja offshore tersebut!

Difa Kamila Anjani Production Well Operator di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java - sumber foto Istimewa
Difa Kamila Anjani Production Well Operator di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java – sumber foto Istimewa

“Perempuan itu teliti, tahan banting, dan cepat beradaptasi. Di dunia migas, semua itu penting. Saya percaya, kalau kita diberi ruang dan kesempatan, kita bisa memberikan dampak besar,” kata Difa yang kini jadi inspirasi banyak rekan seusianya.

Sementara itu, Ni Made Truly Pinanti Sastra, Senior Production Engineer PT Pertamina Hulu Mahakam Zona 8, menyebut bahwa meningkatnya jumlah pekerja perempuan di sektor hulu migas adalah bukti bahwa sistem ketenagakerjaan Indonesia terus beradaptasi dan semakin mendukung perempuan untuk berkembang. “Kita punya perlindungan hukum, kebijakan inklusif, dan ruang untuk tumbuh—ini penting banget buat generasi perempuan profesional,” ujarnya.

Semangat RA Kartini di Era Energi

Dalam perjalanan mereka, ketiga perempuan tangguh ini mengaku terinspirasi oleh semangat RA Kartini. Bukan hanya sebagai simbol emansipasi, tapi juga sebagai pengingat bahwa perempuan punya hak untuk belajar, berkembang, dan berkarya setinggi-tingginya.

“Semangat Kartini relevan banget untuk kita sekarang—terutama soal keberanian untuk menantang norma dan membangun personal branding di dunia profesional,” kata Ni Made.
Hal serupa juga disampaikan Difa, “Industri ini memang keras, tapi juga sangat rewarding. Kita harus percaya pada diri sendiri, terus belajar, dan tidak takut mencoba hal baru.”

Eva pun menambahkan bahwa perspektif perempuan sangat dibutuhkan agar industri migas bisa lebih adaptif dan berkelanjutan. “Keberagaman bukan sekadar soal jumlah, tapi tentang bagaimana pemikiran berbeda bisa menciptakan inovasi,” tegasnya.

Baca Juga:

Eva Fadlila, Country Manager Pertamina Malaysia Exploration and Production
Eva Fadlila, Country Manager Pertamina Malaysia Exploration and Production

Komitmen Nyata dari Pertamina Hulu Energi

Menyadari peran krusial perempuan dalam sektor energi, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina membuka ruang luas untuk pengembangan perempuan. Komitmen ini menjadi bagian dari strategi besar untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs, terutama di bidang pendidikan berkualitas (Tujuan 4), kesetaraan gender (Tujuan 5), pekerjaan layak (Tujuan 8), dan pengurangan kesenjangan (Tujuan 10).

Lebih dari itu, PHE juga menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap langkah bisnisnya. Dengan semangat Zero Tolerance on Bribery, PHE mengimplementasikan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang sesuai dengan standar ISO 37001:2016. Semuanya dilakukan demi satu tujuan: mewujudkan industri migas yang ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan menjunjung tinggi tata kelola perusahaan yang baik.

Perempuan, Energi Baru untuk Indonesia

Perjalanan perempuan di industri hulu migas adalah kisah nyata tentang keberanian, ketekunan, dan visi besar untuk masa depan energi Indonesia. Mereka adalah wujud nyata dari semangat Kartini yang hidup di era modern. Jadi, jika kamu masih ragu untuk masuk ke dunia yang terlihat “berat”, ingatlah: energi perempuan bisa menembus batas apa pun.

Mari terus dukung satu sama lain, karena saat perempuan diberi ruang, kita tidak hanya menerangi jalan kita sendiri—tapi juga masa depan bangsa.

Apa Itu Trading Halt? Ini Penjelasan BEI Saat IHSG Anjlok