Setiap 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini, mengenang perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan akses pendidikan dan peran perempuan di tengah masyarakat yang patriarkal pada masanya.
Lebih dari sekadar mengenang, Hari Kartini seharusnya menjadi pengingat bahwa perjuangan tersebut masih relevan dan bahkan semakin penting—di era modern ini.
Menariknya, tanggal 21 April juga ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Hari Kreativitas dan Inovasi Dunia (World Creativity and Innovation Day).
Kedua peringatan ini, meski berasal dari konteks yang berbeda, memiliki benang merah yang kuat: mendorong masyarakat, terutama perempuan,
untuk menjadi agen perubahan melalui pendidikan, kreativitas, dan inovasi.
Di tengah kemajuan zaman dan tantangan global, perempuan Indonesia kini tampil sebagai pelaku aktif dalam perubahan sosial dan ekonomi.
Salah satu perwujudannya yang paling nyata adalah melalui UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Banyak perempuan kini menjadi pelaku UMKM yang sukses—membuka usaha makanan rumahan, kerajinan tangan, fashion lokal, produk ramah lingkungan, hingga layanan digital berbasis komunitas.
UMKM bukan hanya sarana ekonomi, tetapi juga platform bagi perempuan untuk berinovasi, mengeksplorasi potensi diri,
dan berkontribusi pada pembangunan daerah.
Dengan memanfaatkan teknologi digital, mereka mampu menjual produk ke luar kota bahkan mancanegara.
Hal ini sejalan dengan semangat Hari Kreativitas dan Inovasi Dunia, yang menekankan pentingnya solusi kreatif dalam menghadapi tantangan global.
Sementara itu, nilai-nilai Kartini juga tercermin dalam keberanian perempuan untuk mengambil peran sebagai pemimpin usaha,
pembuat kebijakan, pendidik, dan kreator konten yang berdampak.
Mereka menunjukkan bahwa emansipasi modern bukan hanya soal kesetaraan, tetapi juga tentang kemandirian, keberdayaan ekonomi,
dan kontribusi nyata untuk bangsa.
Hari Kartini, Hari Kreativitas dan Inovasi Dunia, dan pertumbuhan UMKM memiliki keterkaitan erat dalam membangun Indonesia yang lebih inklusif dan berdaya. Semangat Kartini hidup dalam setiap langkah perempuan yang memilih untuk tidak diam, tetapi berkarya, berinovasi,
dan menciptakan dampak dari skala terkecil—dari rumah, dari dapur, dari komunitas, untuk Indonesia.
Kreativitas, inovasi, dan semangat Kartini bukanlah hal yang terpisah. Justru ketiganya saling menguatkan.
Hari ini, perempuan tidak hanya menjadi simbol perjuangan, tapi juga menjadi penggerak ekonomi, pemimpin perubahan, dan sumber inspirasi.
Bagaimana dengan lingkungan sekitarmu? Apakah ada sosok Kartini masa kini yang menginspirasi?
Yuk bagikan kisahnya di kolom komentar dan beri semangat pada perempuan-perempuan hebat di sekitarmu!
Leave a Reply