Arisan adalah sistem pengumpulan uang secara berkala dari sekelompok orang, di mana setiap periode tertentu akan diundi atau ditentukan siapa yang berhak mendapatkan arisan uang yang terkumpul.
Tradisi ini sudah mengakar kuat di Indonesia dan menjadi bagian dari budaya sosial yang berfungsi sebagai sarana silaturahmi sekaligus simpan pinjam informal.
1. Manfaat Arisan
Arisan memiliki banyak manfaat, baik dari sisi ekonomi maupun sosial. Secara ekonomi, arisan membantu peserta menabung secara disiplin dan mendapatkan dana segar saat namanya keluar.
Dari sisi sosial, arisan menjadi ajang berkumpul, mempererat hubungan antaranggota, hingga menjadi media bertukar informasi atau bahkan membuka peluang usaha.
2. Mengapa Ada Arisan?
Arisan muncul sebagai solusi ekonomi kolektif di masyarakat. Sistem ini membantu orang yang sulit menabung atau membutuhkan dana dalam jangka pendek. Selain itu, kepercayaan dan kedekatan sosial antaranggota membuat arisan lebih dipercaya dibanding sistem pinjaman formal yang ribet dan penuh syarat.
3. Siapa Saja yang Berminat Ikut Arisan?
Peserta arisan sangat beragam, mulai dari ibu rumah tangga, pekerja kantoran, pedagang, mahasiswa, hingga komunitas hobi.
Orang-orang yang menyukai kebersamaan, memiliki kebutuhan finansial berkala, atau ingin menabung dengan cara unik biasanya tertarik ikut arisan.
4. Kalangan yang Paling Banyak Ikut Arisan
Secara demografi:
-
Umur: 25–50 tahun, terutama usia produktif.
-
Gender: Mayoritas perempuan, terutama ibu rumah tangga dan pekerja kantoran wanita.
-
Ekonomi: Menengah ke bawah hingga menengah atas. Kalangan ekonomi atas biasanya ikut arisan eksklusif atau “arisan sosialita”.
-
Pendidikan: Semua kalangan pendidikan, karena sistem arisan mudah dipahami.

Baca Juga:
- Bisnis Makanan Online, Langkah Awal Menuju Kesuksesan?
- Wanita-Wanita Inspiratif di Dunia Crypto dan Modal Penting untuk Memulai Investasi Kripto
- Tokoh Inspiratif Indonesia yang Berkecimpung di Dunia Kripto
5. Mengapa Ada yang Tidak Berminat Ikut Arisan?
Tidak semua orang tertarik ikut arisan karena beberapa alasan:
-
Tidak percaya dengan sistemnya (rawan gagal bayar).
-
Tidak nyaman dengan tekanan sosial saat belum mendapatkan giliran.
-
Tidak suka komitmen jangka panjang.
-
Lebih memilih sistem investasi atau tabungan formal.
6. Efek Ikut Arisan
Positif:
-
Disiplin menabung.
-
Mendapat dana mendadak.
-
Menjalin silaturahmi dan jejaring sosial.
Negatif:
-
Potensi konflik jika ada peserta yang mangkir bayar.
-
Bisa memicu kecemburuan sosial.
-
Terjebak arisan fiktif atau penipuan berkedok arisan.
7. Apakah Arisan Legal Secara Hukum?
Secara hukum di Indonesia, arisan diperbolehkan. Arisan dianggap sebagai bentuk perjanjian antarindividu, selama dilakukan secara sukarela dan transparan. Namun, jika arisan dijadikan kedok penipuan atau berbentuk skema ponzi, maka bisa dikenakan sanksi hukum sesuai UU Perlindungan Konsumen atau KUHP.
8. Apakah Arisan Hanya Ada di Indonesia?
Meskipun istilah “arisan” khas Indonesia, praktik serupa juga ada di banyak negara lain. Di Korea dikenal sebagai “kye”, di Afrika disebut “susus”, dan di Amerika Latin ada “tanda” atau “cundina”.
Artinya, sistem gotong-royong ekonomi ini bersifat global meski dengan istilah dan bentuk berbeda.
Arisan bukan hanya tradisi, tapi juga solusi keuangan komunitas yang fleksibel dan berbasis kepercayaan.
Meski punya risiko, arisan tetap menjadi pilihan banyak orang karena manfaat sosial dan ekonominya.
Dengan pengelolaan yang transparan, arisan bisa menjadi alternatif sehat untuk simpan pinjam dan mempererat hubungan sosial di tengah masyarakat modern.
Leave a Reply