Bedah Buku “Sampan Hismanto Sang Maestro Tari, Panggungnya Tak Pernah Habis”

acara bedah buku Sampan Hismanto Sang Maestro Tari, Panggungnya Tak Pernah Habis karya Ni Luh Made Dwi Indriati - wiwiek dengan pengisi acara
acara bedah buku Sampan Hismanto Sang Maestro Tari, Panggungnya Tak Pernah Habis karya Ni Luh Made Dwi Indriati - wiwiek dengan pengisi acara

Pada tanggal 27 Januari 2024, sebuah acara bedah buku diadakan di Restoran Sampan Bujana Sentra. Buku yang dibedah berjudul “Sampan Hismanto Sang Maestro Tari, Panggungnya Tak Pernah Habis” karya Ni Luh Made Dwi Indriati, yang akrab disapa Wiwiek. Acara ini dihadiri oleh keluarga Sampan Hismanto, pelaku seni tari, dan peserta didik seni tari dari Sampan Bujana Sentra.

Acara bedah buku ini membahas tentang alasan di balik pembuatan buku tersebut, yaitu untuk mengenalkan sosok Sampan Hismanto, maestro tari Indonesia, kepada generasi muda. Wiwiek berharap agar buku ini dapat memicu minat generasi muda terhadap seni tari tradisional.

Acara Bedah Buku Sampan Hismanto Panggungnya tak pernah habis
Acara Bedah Buku Sampan Hismanto Panggungnya tak pernah habis

Pembahasan dalam acara bedah buku ini juga meliputi perjalanan karir Sampan Hismanto, mulai dari panggung lokal hingga internasional. Disampaikan pula bahwa Pak Sampan pernah diundang sebagai pembukaan Jakarta Fair pertama di Jakarta.

Baca juga:

Wiwiek menggambarkan Pak Sampan sebagai seorang pelaku seni tari tradisional yang mampu memadukan seni dengan bisnis, sehingga seni tari tradisional lebih dikenal luas. Pak Sampan dikenal dengan tari-tari ikoniknya, seperti gubahan Tari Kijang dan Tari Merak.

Ni Luh Made Dwi Indriati mendampingi Uniek Sampan Hismanto yang sedang mengajarkan tari tradisional kepada peserta didik seni tari dari Sanggar Sampan Bujana Sentra
Ni Luh Made Dwi Indriati mendampingi Uniek Sampan Hismanto yang sedang mengajarkan tari tradisional kepada peserta didik seni tari dari Sanggar Sampan Bujana Sentra

Wiwiek juga menceritakan pengalamannya bersama Pak Sampan saat beliau diundang menari di berbagai tempat, dari Hotel Borobudur hingga acara internasional.

“Jangan berhenti berani berkarya,” pesan Wiwiek kepada para peserta bedah buku. Wiwiek menambahkan bahwa generasi muda harus lebih mengenal seni tari tradisional agar seni tersebut tidak punah.

Acara bedah buku ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan melestarikan seni tari tradisional Indonesia.

Menikmati Panorama Laut Flores Yang Menakjubkan Di Meruorah Komodo Labuan Bajo