Central Market PIK Menjadi Bangunan Ritel Pertama di Indonesia Bersertifikasi EDGE Advanced

Hi GWID, Dalam beberapa tahun terakhir, isu keberlanjutan (sustainability) menjadi salah satu perhatian utama bagi para arsitek, perencana tata kota (urban planners), stakeholders, maupun pengembang properti di seluruh dunia. Meningkatnya emisi karbon dan limbah, menjadi faktor utama  polusi yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pembangunan hijau atau green building menjadi salah satu inisiatif prevensi untuk mengurangi risiko dampak. 

Tidak hanya berfokus pada efisiensi energi dan penggunaan bahan ramah lingkungan, green building dirancang untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan serta memaksimalkan penggunaan sumber daya alam melalui pemanfaatan teknologi terkini. Mulai dari tahap perencanaan, pengoperasian, hingga pemeliharaan, bangunan hijau berupaya mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup.

Konsep ini sejatinya bukanlah hal yang baru dan telah diterapkan sejak lama di berbagai negara sebagai salah satu langkah untuk mencegah terjadinya pemanasan global. Di Indonesia sendiri, penerapan konsep green building juga telah digalakkan, baik oleh pemerintah maupun swasta. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan dampak lingkungan. 

Agung Sedayu Group (ASG), sebagai salah satu pengembang properti ternama di Indonesia juga telah mengimplementasikan konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan Central Market PIK, yang dikurasi dan dikonsepkan oleh Amantara subsidiari ASG, sebagai bangunan retail pertama di Indonesia yang meraih EDGE Advanced Green Building Certificate dari International Finance Corporation (IFC) – World Bank Group dan Green Building Council Indonesia (GBCI). Sebagai eco-lifestyle hub, Central Market PIK mengadopsi konsep keberlanjutan dengan menggunakan panel surya, pencahayaan alami, dan sistem ventilasi silang alami. Lebih dari itu, desain biofilik, kebun vertikal, dan kanopi hijau juga turut dihadirkan untuk menciptakan harmoni antara arsitektur bangunan dan lingkungan alam, sehingga meleburkan batasan antara ruang dalam dan luar. Dengan pendekatan ini, alam bukan sekadar hiasan, melainkan menjadi bagian integral dari struktur fisik bangunan dan pengalaman pengunjung secara keseluruhan.

Baca Juga:

CEO Commercial & Hotels Amantara, ASG, Natalia Kusumo mengatakan bahwa pencapaian ini merupakan bagian dari inisiatif lingkungan dan keberlanjutan serta dedikasi Amantara untuk meningkatkan kehidupan yang berkualitas. “Kami percaya bahwa manusia dan alam bisa hidup berdampingan. Pengunjung dan residen tidak hanya dapat menikmati hobi mereka maupun berbelanja kebutuhan sehari-hari di Central Market PIK, tetapi juga bisa menikmati suasana yang tenang dan asri di tengah perkotaan.”

PTI Architects sebagai arsitek utama bekerja sama dengan Bitte Design Studio selaku desainer interior Central Market PIK menggunakan material ramah lingkungan seperti bebatuan alami, kayu reklamasi dari Milan Ecowood, teraso, terakota, dan komposit kayu-plastik (WPC) untuk menciptakan suasana yang hangat. Selain itu, Grow Little Garden selaku landscape consultant juga menambah kesan sejuk dengan lanskap hijau yang sejuk, baik di dalam maupun luar ruang. 

Mendukung visi keberlanjutan Amantara, Eco-Mantra juga turut mengambil peran sebagai green building consultant untuk mengurangi dampak lingkungan dari Central Market PIK.

Mendi Siahandan selaku Head of Operations Eco-Mantra dan Green Building Expert mengatakan: “Eco-Mantra berperan dalam meningkatkan pemahaman terhadap dampak lingkungan yang terkait dengan penggunaan energi, air, dan material. Selain itu, kami juga membimbing Central Market PIK melalui proses sertifikasi EDGE dan memastikan bahwa mereka memenuhi standar bangunan hijau internasional yang ditetapkan oleh International Finance Corporation dari World Bank.”  

Proses Desain Lingkungan Berkelanjutan (ESD) yang dipimpin oleh Eco-Mantra juga telah menghasilkan penghematan sumber daya yang signifikan dibandingan dengan bangunan retail pada umumnya, sehingga Central Market PIK dapat menghemat sebesar 42 persen penggunaan energi, 28 persen penggunaan air, dan 54 persen energi terkandung (embodied energy). Tidak hanya itu, Central Market PIK juga memiliki instalasi panel surya terbesar untuk bangunan ritel di Indonesia, yaitu sebanyak 855 panel yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 465 kWp. Dengan demikian, destinasi retail ramah lingkungan yang berlokasi di Golf Island PIK ini memiliki biaya investasi 30 persen lebih rendah daripada bangunan mal sekelasnya di seluruh Indonesia. 

“Sebagai bangunan hijau, Central Market PIK terus menunjukan komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Pencapaian ini tentunya dapat memotivasi para pengembang properti di Indonesia untuk mengaplikasikan konsep green building, mengingat sekitar 38% emisi gas rumah kaca global tahunan dihasilkan dari pengoperasian bangunan,” ujar Farida Lasida Adji, the East Asia Regional Lead Green Buildings and Green Cities Program of the Climate Business Department at the International Finance Corporation (IFC).

Upaya Central Market dalam menciptakan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan tidak hanya sampai pada pencapaian sertifikat EDGE Advanced saja. Sejalan dengan target pemerintah Indonesia untuk mencapai Emisi Nol Bersih atau Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, Natalia dan seluruh team berupaya untuk tetap konsisten menerapkan standar yang ketat dalam perannya untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas hingga kawasan PIK mampu mencapai tingkat sertifikasi Zero Carbon. 

Nostalgic Twist: Plataran Intimate Collections Beautiful Parahyangan Series Hadirkan Destinasi Terbaik untuk MICE dan Keluarga