Hi GWID! Tidur berkualitas dan kulit yang sehat bukan hanya dambaan para milenial yang gemar skincare. Ternyata, dua hal ini juga menjadi kunci penting dalam menjaga kualitas hidup lansia. Ini bukan sekadar teori, melainkan hasil riset ilmiah yang diumumkan dalam konferensi pers bertepatan dengan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) pada 28 Mei 2025 lalu.
Dengan mengusung tema “Good Skin, Good Sleep”, acara yang digelar di Jakarta ini menyoroti dua tantangan besar yang kerap dihadapi lansia: gangguan tidur dan risiko luka dekubitus. Hasil riset kolaboratif antara Clinical Research Supporting Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (CRSU-FKUI) dan pihak industri menunjukkan bahwa perawatan yang tepat, bahkan sesederhana memilih popok dengan sirkulasi udara baik, dapat membuat perbedaan besar dalam hidup lansia.
Tantangan yang Nyata: Tidur dan Luka Dekubitus
Tak bisa dipungkiri, lansia merupakan kelompok usia yang paling rentan. Menurut dr. Ari Setyaningrum, Sp.KO dari Departemen Pelayanan Kesehatan Usia Rentan (YASKESRAN) Kemenkes, saat ini sekitar 12% penduduk Indonesia atau setara 34 juta jiwa tergolong lanjut usia.
“Untuk menjaga kesehatan mereka, bukan hanya soal pengobatan. Kita juga harus memperhatikan aspek keseharian seperti kualitas tidur dan kondisi kulit,” ujar dr. Ari dalam paparannya.
Tidur malam yang terganggu ternyata bukan hanya membuat lelah di pagi hari. Studi yang dikutip menunjukkan bahwa 30,3% lansia mengalami gangguan tidur, dan dampaknya bisa serius—dari risiko jatuh hingga gangguan imunitas. Di sisi lain, luka dekubitus atau luka tekan pada kulit akibat terlalu lama berbaring juga menjadi ancaman nyata, terutama bagi lansia yang tidak lagi aktif bergerak.
Data Riset Dasar Kesehatan (RISKESDAS) menunjukkan bahwa lebih dari 30% kasus luka dekubitus terjadi di rumah, bukan di fasilitas kesehatan. Ini menyiratkan bahwa keluarga punya peran besar dalam mencegah kondisi ini.
Riset Membuktikan: Sirkulasi Udara pada Popok Pengaruhi Kesehatan
Dalam riset yang dilakukan selama satu bulan terhadap 24 lansia, dua kelompok diuji: satu menggunakan popok dengan bahan yang bisa bernapas (breathable), dan satu lagi memakai popok berbahan vinyl biasa. Hasilnya? Sangat mencolok.

“Kelompok yang menggunakan popok breathable mengalami perbaikan kondisi kulit sebesar 22%, dilihat dari penurunan skor lesi kulit,” jelas dr. Rinadewi Astriningrum, Sp.D.V.E., Subsp.D.A dari Divisi Dermatologi Geriatri FKUI, yang memimpin riset tersebut.
Sementara itu, dari sisi kualitas tidur, terjadi penurunan frekuensi terbangun di malam hari pada kelompok yang menggunakan popok dengan sirkulasi udara lebih baik. “Efisiensi tidur juga meningkat, meskipun kantuk di siang hari masih ditemukan,” tambah dr. Dinda Larastika Riyanto, Sp.N dari Departemen Neurologi FKUI yang melakukan evaluasi tidur bersama timnya.
Lebih dari Sekadar Popok: Merawat dengan Empati
Presiden Direktur Unicharm Indonesia, Takumi Terakawa, menegaskan bahwa penelitian ini bukanlah yang pertama dilakukan. Sebelumnya, pihaknya juga telah mengembangkan metode two pieces care yang memadukan pad penyerap dan popok perekat demi meningkatkan kenyamanan lansia.
Meski tidak disebutkan dalam acara tersebut, perusahaan tempatnya bekerja berada di balik produk yang diuji. Namun, lebih dari sisi produk, pesan yang ingin disampaikan adalah bagaimana teknologi sederhana bisa berkontribusi besar dalam kehidupan para orang tua.
“Dengan sirkulasi udara yang baik, masalah ruam, rasa pengap, hingga luka dekubitus bisa dicegah. Dan yang terpenting, mereka bisa tidur lebih nyenyak,” ujar Takumi.
Perawatan Lansia, Tanggung Jawab Bersama
Konferensi ini juga menjadi ajang refleksi bagi keluarga dan tenaga kesehatan. Bahwa merawat lansia bukan semata soal obat atau terapi, tapi tentang menciptakan kondisi yang membuat mereka nyaman dan bermartabat.
“Lingkungan yang ramah lansia harus dimulai dari hal-hal kecil. Seperti pemilihan produk yang tepat, cara berkomunikasi, hingga perhatian kita terhadap jam tidur mereka,” tutup dr. Ari Setyaningrum.
Nah, buat para perempuan—baik sebagai anak, menantu, cucu, atau caregiver—artikel ini menjadi pengingat bahwa merawat orang tua bukan tugas yang remeh. Dari memilih produk yang ramah kulit hingga memastikan mereka tidur nyenyak, semuanya adalah bentuk cinta yang paling nyata.
Jadi, lain kali saat Ibu atau Ayah terlihat lelah atau gelisah di malam hari, ingatlah: mungkin bukan hanya soal usia. Tapi juga kenyamanan yang bisa kita bantu ciptakan.
Leave a Reply