Ada beberapa penyebab umum mengapa generasi Z (lahir sekitar 1997–2012) sering gagal naik jabatan (mendapatkan promosi) dan bisa dipecat di tempat kerja. Beberapa faktor ini bukan berarti berlaku untuk semua individu, tapi sering muncul dalam survei HR, opini manajer, atau laporan dunia kerja:
- Kurangnya soft skills profesional
Banyak atasan menilai Gen Z kurang dalam keterampilan seperti komunikasi efektif, manajemen waktu,
atau kemampuan bekerja dalam tim serta kesulitan menerima feedback secara konstruktif juga sering disebut.
- Terlalu sering pindah kerja (job-hopping)
Gen Z cenderung berpindah kerja lebih cepat demi mencari “fit” yang lebih baik atau lingkungan yang lebih sesuai.
Ini bisa dilihat negatif oleh perusahaan karena dianggap kurang loyal atau tidak sabar membangun karier jangka panjang.
- Etos kerja yang dinilai tidak konsisten
Ada persepsi dari manajemen bahwa sebagian Gen Z mengutamakan work-life balance secara berlebihan hingga dianggap kurang berkomitmen terhadap target perusahaan.
Beberapa laporan menunjukkan keluhan soal “malas datang ke kantor” atau terlalu fleksibel dalam jam kerja.
Baca Juga:
- Makanan Anak Milenial: Enak, Estetik, dan Penuh Gaya Hidup
- Ini 7 Kebutuhan Gen Z dari Bangun Tidur hingga Istirahat Malam
- Mengapa Wanita Harus Bekerja dan Berkarya? Ini Alasannya!
- Tingginya ekspektasi
Banyak Gen Z masuk dunia kerja dengan ekspektasi gaji tinggi, promosi cepat, atau lingkungan kerja ideal.
Bila realita tak sesuai harapan, bisa timbul rasa kecewa, demotivasi, atau bahkan konflik dengan atasan.
- Kurangnya inisiatif atau kepemimpinan
Untuk promosi, perusahaan mencari karyawan yang proaktif dan siap mengambil tanggung jawab lebih.
Jika Gen Z terlalu pasif atau menunggu arahan, bisa dianggap belum siap naik jabatan.
- Isu perilaku atau profesionalisme
Beberapa perusahaan menyebut masalah seperti terlalu banyak bermain gadget saat bekerja, kurang sopan santun saat berbicara,
atau tidak menjaga etika profesional sebagai penyebab pemecatan.
Namun, penting juga dicatat bahwa Gen Z membawa nilai positif, seperti kemampuan digital tinggi, kesadaran terhadap kesehatan mental, dan dorongan untuk menciptakan perubahan positif di tempat kerja.
Tantangannya adalah menjembatani gaya kerja baru ini dengan ekspektasi dunia kerja yang sudah ada.
Apakah kamu ingin saran bagaimana Gen Z bisa menghindari masalah ini dan lebih cepat naik jabatan?
Leave a Reply