Dalam era globalisasi ini, aplikasi kencan telah menjadi solusi modern untuk mencari pasangan, melampaui batasan geografis dan budaya.
Namun, pernahkah Anda berpikir bagaimana budaya di berbagai negara memengaruhi cara orang menggunakan aplikasi ini?
Ternyata, apa yang dianggap ‘normal’ dalam mencari cinta secara online di satu negara, bisa jadi sangat berbeda di tempat lain.
Mari kita telusuri bagaimana budaya membentuk dunia aplikasi kencan di berbagai belahan dunia.
Gaya Kencan di Setiap Budaya
1. Barat
Di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Eropa, kencan dianggap sebagai eksplorasi pribadi.
Banyak pengguna aplikasi seperti Tinder atau Bumble mencari hubungan kasual atau pendekatan modern.
Fenomena swiping culture sangat dominan, di mana pengguna dengan cepat memilih berdasarkan penampilan atau bio singkat.
Budaya egaliter juga membuat banyak wanita merasa nyaman memulai percakapan terlebih dahulu, terutama di aplikasi seperti Bumble.
2. Asia
Negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan memiliki pendekatan yang lebih formal.
Di Jepang, aplikasi seperti Pairs dan Omiai menargetkan hubungan serius. Di Korea Selatan, budaya blind date atau “sogeting” sering diterapkan di aplikasi lokal seperti Noondate.
Pada Indonesia, norma agama dan budaya sangat memengaruhi pengguna.
Banyak orang yang merasa lebih nyaman menggunakan aplikasi yang lebih tertutup, seperti Taaruf ID, yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
3. Timur Tengah
Penggunaan aplikasi di sini sering kali dikaitkan dengan niat pernikahan.
Aplikasi seperti Minder atau Hawaya dirancang untuk memfasilitasi hubungan yang sesuai dengan norma agama Islam.
Dalam beberapa kasus, fitur aplikasi memungkinkan pengawasan keluarga atau wali untuk memastikan bahwa hubungan berjalan sesuai dengan tradisi.
Perbedaan Pandangan terhadap Dating Apps
Positif
Barat: Penggunaan aplikasi kencan dianggap sebagai alat praktis dan sah untuk menemukan pasangan.
Asia: Generasi muda mulai menerima aplikasi ini sebagai solusi modern untuk menemukan pasangan, terutama di kota besar.
Negatif
Timur Tengah: Masih ada stigma besar tentang kencan online yang tidak diawasi keluarga.
Asia Tenggara: Ada anggapan bahwa aplikasi kencan lebih sering digunakan untuk hubungan singkat, sehingga pengguna sering harus berjuang melawan stereotip.
3. Aplikasi Populer dan Ciri Khasnya di Berbagai Negara
- Tinder: Mendominasi pasar global, tetapi penggunaannya bervariasi. Di Barat, Tinder sering digunakan untuk hubungan kasual, sedangkan di Asia lebih banyak digunakan oleh mereka yang mencari pasangan asing.
- Bumble: Memberikan kekuatan kepada wanita untuk memulai percakapan, populer di negara-negara dengan budaya egaliter seperti Eropa dan Amerika Utara.
- Tantan: Berfokus pada pasar Asia, aplikasi ini mengutamakan elemen gamifikasi untuk menarik pengguna muda.
- Hinge: Lebih populer di negara-negara Barat untuk hubungan serius. Tagline-nya, “designed to be deleted,” mencerminkan niat tersebut.
- Minder dan Taaruf ID: Fokus pada pengguna Muslim yang mencari pasangan dengan pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam.
Aplikasi Kencan: Dari Remaja hingga Dewasa, Apa yang Mencari Mereka?
Leave a Reply