Kementerian Keuangan (Kemenkeu), di bawah keketuaan Indonesia untuk ASEAN tahun 2023, menjadi tuan rumah Pertemuan ke-2 ASEAN-China Free Trade Area Agreement Working Group on Customs Procedures and Trade Facilitation (the 2nd ACFTA WG-CPTF). Acara ini digelar secara hybrid pada 23-27 Oktober 2023 di Merumatta Senggigi Hotel, Lombok. Penyelenggaraan pertemuan ke-2 ACFTA WG-CPTF ini juga menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan peran, kontribusi, dan citra Indonesia dalam forum kerja sama internasional.
Hal ini juga untuk memperkuat peran kepemimpinan Indonesia dalam Keketuaan ASEAN dengan memaksimalkan momentum Chairmanship di ASEAN tahun 2023. ACFTA merupakan perjanjian perdagangan bebas yang beranggotakan sepuluh negara ASEAN beserta mitra FTA-nya yakni Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Pada pertemuan kali ini dihadiri oleh seluruh perwakilan negara anggota ACFTA baik secara fisik maupun virtual.
“Sangat penting bagi kita untuk melakukan upaya ini dengan pikiran terbuka dan optimisme, menyadari bahwa setiap masukan dan wawasan yang kita berikan mempunyai kekuatan untuk meningkatkan Bab CPTF demi ACFTA yang lebih baik,” ungkap Direktur Kerja Sama Internasional Kepabeanan dan Cukai, DJBC, Kemenkeu Anita Iskandar, dalam pembukaan pertemuan ke-2 ACFTA WG-CPTF. Ia menekankan pentingnya pendekatan yang terbuka dan optimistis, dalam upaya meningkatkan Bab CPTF ke tingkat yang lebih komprehensif dan responsif, serta memastikan Bab CPTF tetap dapat beradaptasi dengan lanskap perdagangan internasional yang terus berkembang.
ACFTA telah diimplementasikan Indonesia sejak tahun 2004 dan mengalami upgrading pertamanya, yang diimplementasikan secara penuh pada tahun 2019. Pada bulan November 2022, bertepatan dengan the 25th ASEAN-China Summit, diumumkan bahwa ACFTA akan dilakukan upgrade kedua (ACFTA 3.0). Upgrade ACFTA ini bertujuan untuk memastikan bahwa ACFTA terus berkontribusi pada pendalaman dan perluasan hubungan ekonomi antara ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), dengan membuat ACFTA lebih responsif terhadap perkembangan regional dan global, relevan dengan bisnis dan teknologi terkini, serta untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara ASEAN dan RRT.
Baca juga:
- ASEAN Fokuskan Disabilitas sebagai Pusat Pembangunan
- Simak Tips Berikut Supaya Kulit Sehat Dan Bercahaya
Seiring dengan semakin meningkatnya tekanan untuk membuka pasar, isu terkait Prosedur Kepabeanan dan Fasilitasi Perdagangan atau Customs Procedures and Trade Facilitation (CPTF) menjadi perhatian dalam implementasi ACFTA. Oleh karena itu, pada upgrade perjanjian Protocol to Amend the ACFTA, elemen terkait CPTF mulai dimasukkan dalam perundingan ACFTA dan menjadi bagian dalam Bab TIG (Trade in Goods). Kemudian pada upgrade ACFTA 3.0 ini, elemen CPTF diusulkan untuk dibuat dalam bab tersendiri, sehingga dibentuklah Working Group on Customs Procedures and Trade Facilitation (WG CPTF) untuk menghasilkan teks Bab CPTF.
Pertemuan ACFTA WG-CPTF pertama kali dilaksanakan pada bulan Juli 2023. Pertemuan pertama tersebut membahas terkait struktur dan elemen untuk dimasukkan dalam Bab CPTF, di mana Indonesia mengusung inisiatif untuk menyusun struktur elemen baru yang lebih lugas. Lebih lanjut, pada pertemuan kedua kali ini mulai dibahas konsep teks Bab CPTF untuk perjanjian ACFTA. Target pertemuan pada tahun 2024 mendatang adalah 4 putaran dan diharapkan dapat disepakati secara substansial.
Seiring dengan perkembangan di bidang kepabeanan dan upaya dalam meningkatkan perdagangan antarnegara anggota ASEAN dan RRT, pembentukan Bab CPTF dalam skema ACFTA dipandang perlu untuk mendukung terciptanya kawasan perdagangan bebas yang semakin komprehensif, adaptif, dan responsif di ASEAN dan RRT. Adapun pertemuan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menghasilkan teks Bab CPTF yang sangat bermanfaat bagi seluruh administrasi kepabeanan negara anggota, untuk meningkatkan transparansi dan simplifikasi prosedur pabean, serta mendorong fasilitasi perdagangan antarnegara anggota ACFTA.
Penyelenggaraan pertemuan di Lombok diharapkan dapat membangun suasana pertemuan yang menyenangkan namun tetap kondusif dan membuahkan hasil yang maksimal sekaligus mempromosikan wisata Pulau Lombok yang tidak kalah indah dari Pulau Bali, sehingga mampu mendorong perekonomian masyarakat lokal setempat.
Sour Sally Luncurkan Cup Baru Bergambar Batik, Kolaborasi dengan Garuda Kencana Batik
Leave a Reply